BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kami sadar bahwa dunia sains
sangatlah penting bagi kehidupan manusia setiap hari. Maka dari itu kami
bermaksud untuk meneliti hal yang terkait dengan dunia sains.
Pernahkah kamu melihat rumah yang
sedang dibangun? Rumah dibangun dari susunan batubata yang direkatkan
bersama-sama dengan bahan-bahan lainnya. Hal serupa juga terjadi pada makhluk
hidup dibentuk oleh sel, ada yang dibangun oleh satu sel atau uniseluler,
misalnya bakteri, atau dapat berupa kumpulan sel atau multiseluler, misalnya
manusia, hewan dan tumbuhan.
Di dalam sel berlangsung semua
kegiatan kehidupan seperti respirasi, ekskresi, transportasi dan sintesis.
Pendek kata, sel merupakan unit terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup dan
merupakan tempat terselenggaranya fungsi kehidupan.
Untuk apa kita mempelajari sel? Salah
satu kemajuan ilmu dan teknologi adalah adanya berbagai penemuan yang diperoleh
melalui penelitian pada tingkat sel. Dalam bidang kedokteran, para dokter dan
ahli biologi mempelajari cirri-ciri sel kanker. Dalam bidang peternakan,
dikembangkan kawin suntik. Sperma dari hewan jantan langsung dimasukkan ke
tubuh hewan betina. Sperma yang dipilih pun tentu yang berkualitas unggul.
Masih banyak lagi penemuan-penemuan baru yang berkaitan dengan sel. Pada
kesempatan kali ini kami meneliti:
1. Sel hewan dan sel tumbuhan
2. Mekanisme transport pasif.
Itulah yang akan kami teliti lebih
jauh.
B.
Tujuan
1. Kami dapat membuat preparat amatan
sel hewan dan sel tumbuhan
2. Kami dapat membedakan struktur sel
hewan dan sel tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan dengan mikroskop
3. Kami dapat menjelaskan prinsip dasar
mekanisme transport pada makhluk hidup melalui proses difusi dan osmosis
4. Kami dapat membedakan prinsip dasar
difusi dan osmosis
5. Untuk menambah wawasan bagi kita
semua.
C.
Rumusan
Masalah
1. Rendahnya pengetahuan kami tentang
sel hewan dan tumbuhan serta mekanisme transport pasif
2. Adakah perbedaan sel hewan dan sel
tumbuhan?
3. Apa yang terjadi dengan irisan
kentang yang dimasukkan di dalam air dan larutan gula?
4. Adakah perbedaan sel Rhoe discolor
yang ditetesi dengan air dan larutan gula?
D.
Manfaat
BAB II
KAJIAN TEORI
A. BEBERAPA TEORI MENGENAI SEL
1. Robert Hooke (1635-1703)
Ia mencoba melihat struktur sel pada
sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat
rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara
keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga
tersebut dinamakan sel.
2. Schleiden (1804-1881) dan T.
Schwann (1810-1882)
Mereka mengamati sel-sel jaringan
hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah
mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang tubuh tumbuhan.
Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel.
Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya
tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel.
Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel.
Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan
unit terkecil penyusun makhluk hidup.
3. Robert Brown
Pada tahun 1831, Brown mengamati
struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang
terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus.
Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup
dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala
proses yang terjadi di dalam sel.
4. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada tahun 1835, setelah mengamati
struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam
sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma.
5. Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma
merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya
proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan
beberapa teori sel antara lain:
a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
d. sel merupakan unit hereditas.
B. Organel Sel
a. Dinding sel
Dinding
sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri daripada selulosa
yang kuat yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk mengekalkan
bentuk sel. Terdapat liang pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan
di luar dengan bahan di dalam sel.
Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
b. Membran Plasma
Membran
sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel
membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat
transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan
dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid
bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat
melalui membran sel.
Struktur
membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson
pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak
dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di
sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang
menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang
dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama
dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen Komponen penyusun membran sel
antara lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan
kolesterol.
Salah
satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara
dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul
hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol).
Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar
(glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar
dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya
molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas
membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan
transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme
khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
1. Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan transport
ion, molekul dan senyawa yang tidak memerlukan energi untuk melewati membrane
plasma.
·
Difusi
Difusi merupakan
pergerakan acak molekul-molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi tinggi ke
daerah konsentrasi rendah. Difusi merupakan salah satu cara pertukaran materi
suatu sel dengan lingkungannya.
·
Osmosis
Osmosis merupakan proses perpindahan
molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi
pelarut yang lebih rendah melalui membrane diferensial fermabel.
Contoh molekul yang berpindah dengan
transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid
bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar
berdifusi dengan bantuan protein transpor.
2. Transpor aktif
Transpor aktif merupakan
kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari
transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan
dari beberapa protein.
·
Endositosis
merupakan proses masuknya partikel-partikel atau sel-sel kecil ke dalam sebuah
sel.
·
Eksositosis
merupakan proses pengeluaran materi keluar dari sel.
·
Pompa
ion merupakan transport ion melewati membrane plasma yang melawan gardien
konsentrasi.
·
Kotransport
merupakan transport suatu zat yang mengaktifkan transport zat lain melewati
membrane plasma.
Contoh protein yang
terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta
ionophore.
c. Mitokondria
Mitokondria
adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung.
Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan
energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian,
mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel.
Mitokondria
banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah
dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria
berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur
mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam,
ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran [Cooper,
2000].
Membran
luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta
mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel
terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini,
membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain
itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid
dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani
β-oksidasi menghasilkan Asetil KoA.
Membran
dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid
dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas
permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang
menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish, 2001]. Stuktur krista ini
meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan kemampuannya
dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein yang terlibat dalam
reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada
matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya
metabolit dari matriks melewati membran dalam.
Ruang
antar membran yang terletak diantara membran luar dan membran dalam merupakan
tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus
Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam lemak. Di dalam
matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA
mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti
magnesium, kalsium dan kalium
d. Lisosom
Lisosom
adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik
yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan.
Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada
semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim
hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase,
fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi
utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
·
Endositosis
ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme
endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan
tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan
ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke
endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan
enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5)
pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
·
Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan
degradasi bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi.
Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan
membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik
dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses
ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio
manusia.
·
Fagositosis merupakan proses pemasukan
partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam
sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan
membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari
trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
e. Badan Golgi
Badan
Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah
organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir
di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan
fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan
Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi
pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan
Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia
yang bernama Camillo Golgi.
beberapa fungsi badan
golgi antara lain :
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk
sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi
enzim dan bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung
atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat
menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan.
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada
spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan
lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul
untuk sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom
f.
Retikulum Endoplasma
RETIKULUM
ENDOPLASMA (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan
eukariotik.Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung
berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma
bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan
labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti
separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik
berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang
berarti “jaringan”).
·
Ada
tiga jenis retikulum endoplasma:
RE
kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.
Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah
sebagai tempat sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak
memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam
beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan
konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor
pada protein membran sel. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus
dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik.
Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE
halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion
kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.
g. Nukleus
Inti sel
atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear
panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti
histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus
juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel,
memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom,
tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan
di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri
h. Plastida
Plastida
adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. ada tiga macam
plastida, yaitu :
·
leukoplast
: plastida yang berbentuk amilum(tepung)
·
kloroplast
: plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a dan b (untuk
fotosintesis), xantofil, dan karoten
·
kromoplast : plastida yang banyak mengandung
karoten
i.
Sentriol (sentrosom)
Sentorom
merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang
terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak
ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan
interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi kromoseom,
kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat
sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1 dimana
sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian
dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk sehingga nanti
akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan tahapan ketika sentriol anak
yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir ialah fase M dimana sentriol
bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan mikrotubula yang
tersusun atas benang-benang spindel.
j.
Vakuola
Vakuola
merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris).
Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola
ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan
bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
fungsi vakuola adalah :
1. memelihara tekanan osmotik sel
2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen,
fenol, dll
3.
mengadakan sirkulasi zat dalam sel
C.
Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
1.
Sel Hewan
:
·
Tidak memiliki dinding sel
·
tidak
memiliki butir plastid
·
bentuk
tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya tidak kaku
·
jumlah
mitokondria relatif banyak
·
vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif
kecil
·
sentrosom
dan sentriol tampak jelas
2.
Sel Tumbuhan:
·
memiliki dinding sel
·
memiliki
butir plastid
·
bentuk
tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari cellulose
·
jumlah mitokondria relatif sedikit karena
fungsinya dibantu oleh butir plastid
·
vakuola sedikit tapi ukurannya besar
·
sentrosom dan sentriolnya tidak jelas
BAB III
METODE
A.
Alat
dan Bahan Pengamatan Sel hewan dan Sel tumbuhan
·
Alat
:
1. Mikroskop cahaya
2. Kaca obyek
3. Kaca penutup
4. Silet
5. Cotton bud
·
Bahan
:
1. Sel epitel rongga mulut (lapisan
bagian dalam pipi)
2. Irisan epidermis Alium cepa (bawang merah)
3. Irisan gabus batang ubi kayu (Manihot utilisima)
B.
Alat
dan Bahan Pengamatan Transport Pasif
·
Alat
:
1. Timbangan
2. Gelas ukur
3. Cawan petri
4. Pelubang gabus
5. Pisau
6. Pinset
7. Penggaris
·
Bahan
:
1. Irisan kentang
2. Larutan gula 20 %
3. Akuades
C.
Cara
Kerja Pengamatan Sel hewan dan Sel tumbuhan
·
Preparat
sel epitel rongga mulut
1. Mengambil sel epitel pada bagian
dalam mulut dengan menggunakan cotton bud.
2. Memindahkan sel epitel yang menempel
pada cotton bud ke kaca obyek.
3. Menambahkan setetes metilen blue dengan menggunakan pipet
tetes di atas sel epitel tersebut, diamkan selama ± 2 menit.
4. Membilas dengan air untuk
menghilangkan sisa metilen blue
(Ingat, jangan gunakan air yang terlalu deras agar sel epitel tidak ikut
terbuang. Maka gunakan pipet tetes saja).
5. Mengamati di bawah mikroskop dan
menggambar hasil pengamatan.
·
Preparat
irisan sel epidermis Alium cepa (bawang
merah)
1. Mengambil selapis tipis permukaan
umbi Alium cepa yang berwarna merah.
2. Memindahkan lapisan tersebut ke kaca
objek.
3. Menambahkan setetes air/akuades
menggunakan pipet tetes di atas lapisan tersebut.
4. Menutup obyek pengamatan dengan kaca
penutup, hati-hati agar tidak terbentuk gelembung udara.
5. Mengamati di bawah mikroskop dan
menggambar hasil pengamatan.
·
Preparat
irisan gabus umbi kayu (Manihot utilisima)
1. Mensayat selapis tipis batang ubi
kayu dengan menggunakan silet.
2. Memindakan sayatan tersebut pada kaca
obyek.
3. Menambahkan setetes air/akuades di
atas sayatan tersebut.
4. Menutup obyek pengamatan dengan kaca
penutup, hati-hati agar tidak terbentuk gelembung udara.
5. Mengamati di bawah mikroskop dan
menggambar hasil pengamatan.
D.
Cara
Kerja Pengamatan Transport Pasif
1. Membuat irisan kentang dengan
pelubang gabus sebanyak 2 buah.
2. Menimbang masing-masing irisan
kentang dan beri tanda atau dicatat jangan sampai keliru.
3. Memasukkan 20 ml larutan gula 20 %
dalam cawan I dan 20 ml air dalam cawan II.
4. Memasukkan I potongan kentang ke
dalam cawan I, demikian juga pada cawan II.
5. Mendiamkan kira-kira 20 menit,
kemudian mengambil dengan pinset ukur panjangnya dan ditimbang.
6. Mencatat perubahan berat dan panjang
kentang dalam table, dan bandingkan dengan kentang sebelum direndam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar