Laporan
Penelitian
PROTISTA DAN JAMU
Disusun oleh, (
X1 ) :
v Ismi Nur
Hidayah ( 17 )
v Septi
Widiastuti ( 29 )
v Sinta Puji
Astuti ( 30 )
v
Yuliana
Purnamasari ( 34 )
SMA
NEGERI 1 JETIS BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN
PELAJARAN 2010 / 2011
BAB
I
TUJUAN
PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui protista yang terdapat dalam air rendaman jerami, air kolam dan air
comberan serta jamur pada tempe dan roti.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
|
||||||||||||||
Species
|
||||||||||||||
Paramecium merupakan salah
satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350ɰm. Paramecium
ini telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua
inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk
mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi
untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium
bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan
seksual (dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya,
yang bergerak melayang-layang di dalam air. Hal ini akan terlihat jika
menggunakan mikroskop. Sedangkan cara memperoleh makanan adalah dengan cara
menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut
sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan
uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan
mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan
sisa makanan.
klasifikasi
|
|
Domain:
|
|
Kingdom:
|
|
Superphylum:
|
|
Phylum:
|
|
Class:
|
|
Order:
|
|
Family:
|
|
Genus:
|
Euglena
|
Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Setiap sel Euglena dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior. Pada bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka terhadap rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga bentuk tubuhnya tetap. Di sebelah dalam selaput pelikel terdapat sitoplasma. Di dalam sitoplasma ini terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil. Euglena dapat hidup secara autotrop maupun secara heterotrop. Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, Euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.
Euglena berkembangbiak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru.
|
||||||||||||
Species
|
||||||||||||
Amoeba termasuk dalam
kelas Rhizopoda pada filum Protozoa. Secara umum dapt dijelaskan bahwa protozoa
adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon
artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertam. Tubuh protozoa amat
sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian,
Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan
oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran
3-1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang,
atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki
fligel atau bersilia. Protozoa hidup di air atau tempat yang basah. Protozoa
hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa
merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoadibayangi oleh membransel yang
tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga
bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar (
cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal
tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi.
Organel yang terdapat didalam sel antara lain nucleus, badan golgi,
mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang
holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula
yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat
organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik,
yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati adapula
yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel,
terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa
meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam
perjalanan evolusinya. Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang
aktif dengan silia atau flagen, memili membrane sel dari zat lipoprotein, dan
bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai
tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa
berubag-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis
protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa
dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka
mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan
pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan
pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti
selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan
pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah,
maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan
sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadan kurang baik, misalnya udara
terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentu kista.
Didalam kista amuba dapt membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil.
Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan
amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjudnya amuba ini akan tumbuh setelah
sampaipada ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula.
|
||||||||||||||
Species
|
||||||||||||||
Rhizopus
oryzae
|
Rhizopus oryzae yaitu koloni berwarna putih berangsur- angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau
sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh
dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5
sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama
dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding
berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila
telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit
kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu optimal untuk
pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C.
Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk
mikroba heterofermentatif .
Peran Rhizopus oryzae sebagai
Bahan Pangan dan Penghasil Enzim
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur
yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur Rhizopus oryzae
aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam
laktat. Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak
kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur Rhizopus
oryzae mampu menghasilkan protease.
Rhizopus oryzae sebagai
Starter
Jamur sering digunakan sebagai starter dalam
pembuatan berbagai jenis keju. Agar tumbuh pada susu, kultur starter
harus mampu untuk memfermentasikan laktosa, menghasilkan asam amino dari proses
proteolisis. Peran utama jamur dalam pembuatan keju adalah mempertajam cita
rasa dan aroma, serta sedikit memodifikasi penampakan tekstur tahu keju.
|
||||||||||||||
Species
|
||||||||||||||
Rhizopus
stolonifer
|
Rhizopus
stolonifer merupakan
salah satu dari jenis jamur Zygomycotina. Jenis jamur ini memiliki hifa pendek
bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar (rizoid) untuk melekatkan diri
serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat. Selain itu, terdapat pula
sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di
bagian ujungnya terbentuk sporangium (sebagai penghasil spora), serta terdapat
stolon (hifa yang berdiameter lebih besar daripada rizoid dan sporangiofor).
Berikut adalah gambar dari Rhizopus Stolonifer :
Rhizopus Stolonifer mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : dapat tumbuh pada suhu 5oC – 37oC, tetapi pertumbuhan optimumnya yaitu pada suhu 25oC. AW berkisar pada 0,93 tetapi di laboratorium telah terjadi pertumbuhan pada MY50G agar mudah (0,89 aw) seperti beberapa lainnya mucorales, R.stolonifer dapat tumbuh di bawah kondisi anaerobik.
Rhizopus Stolonifer dapat hidup / tumbuh pada roti atau buah-buahan lunak. Dalam hal ini Rhizopus Stolonifer terutama banyak dijumpai pada roti dan menyebabkan kerusakan pada roti tersebut. Hal tersebut dikarenakan spora tersebut berada pada udara, tanah ataupun diri kita, yang kemudian apabila jatuh pada roti maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat cepat.
Organisme ini menyebabkan cetakan roti menjadi hitam dengan membentuk permukaan halus dari roti yang lembab menggembung ke angkasa. Miselium dari R.stolonifera adalah yang terdiri atas tiga jenis haploid yang berbeda hyphae. Bagian terbesar dari miselium terdiri dari dengan cepat bertumbuh hyphae yang bersifat senositik (multinucleate) dan takbersekat (tidak yang dibagi oleh dinding lintang ke dalam sel-sel atau kompartemen-kompartemen). Dari ini semua, cincin busur hyphae “geragih-geragih” dibentuk. Geragih-geragih dari rizoid-rizoid di mana saja ujung-ujung mereka berhubungan substrat. Sporangia membentuk di ujung sporangiofor-sporangiofor, yang bersifat cabang lurus membentuk secara langsung di atas rizoid-rizoid. Masing-masing sporangium mulai sebagai suatu bengkak ke dalam dimana sejumlah nucleus mengalirkan, dan itu adalah pada akhirnya dikerat dari sporangiofor-sporangiofor oleh pembentukan suatu sekat. Protoplasma di dalam dibelah, dan suatu dinding sel dibentuk di sekitar masing-masing spora. Sporangium menjadi hitam karena mendewasakan, memberi warna karakteristik cetakan nya. Masing-masing spora, ketika dibebaskan, dapat berkecambah untuk menghasilkan suatu miselium yang baru.
Reproduksi seksual terjadi hanya antara tegangan kawin yang berbeda, yang biasanya berlabel + dan -. Meski tegangan yang kawin secara analisis yang tak dapat dibedakan, mereka sering ditunjukkan dalam hidup diagram siklus sebagai bendera yang berbeda. Ketika tegangan keduanya di dalamsudah dekat, menghasilkan hormone-hormon yang menyebabkan ujung hyphal memasang bersama-sama dan mengembangkan ke dalam gametangia, yang menjadi terpisah dari sisa tubuh fungal oleh pembentukan septa. Tembok kota antara keduanya menyentuh dan memecahkan gametangia, dan kedua protoplas-protoplas multinucleate datang berkumpul. + dan – nucleus bergabung untuk membentuk suatu zigospora yang muda dengan beberapa nucleus diploid. Zigospora lalu mengembangkan suatu tebal, mantel hitam keras dan menjadi tidur, sering kali untuk beberapa bulan-bulan. Meiosis terjadi pada waktu perkecambahan. Zigospora membuka dan menghasilkan suatu sporangium yang serupa menghasilkan sporangium dengan tidak berkelamin, dan daur hidup mulai kembali lagi. Berikut adalah gambar dari perkembangbiakan dari Rhizopus Stolonifer.
Rhizopus Stolonifer mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : dapat tumbuh pada suhu 5oC – 37oC, tetapi pertumbuhan optimumnya yaitu pada suhu 25oC. AW berkisar pada 0,93 tetapi di laboratorium telah terjadi pertumbuhan pada MY50G agar mudah (0,89 aw) seperti beberapa lainnya mucorales, R.stolonifer dapat tumbuh di bawah kondisi anaerobik.
Rhizopus Stolonifer dapat hidup / tumbuh pada roti atau buah-buahan lunak. Dalam hal ini Rhizopus Stolonifer terutama banyak dijumpai pada roti dan menyebabkan kerusakan pada roti tersebut. Hal tersebut dikarenakan spora tersebut berada pada udara, tanah ataupun diri kita, yang kemudian apabila jatuh pada roti maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat cepat.
Organisme ini menyebabkan cetakan roti menjadi hitam dengan membentuk permukaan halus dari roti yang lembab menggembung ke angkasa. Miselium dari R.stolonifera adalah yang terdiri atas tiga jenis haploid yang berbeda hyphae. Bagian terbesar dari miselium terdiri dari dengan cepat bertumbuh hyphae yang bersifat senositik (multinucleate) dan takbersekat (tidak yang dibagi oleh dinding lintang ke dalam sel-sel atau kompartemen-kompartemen). Dari ini semua, cincin busur hyphae “geragih-geragih” dibentuk. Geragih-geragih dari rizoid-rizoid di mana saja ujung-ujung mereka berhubungan substrat. Sporangia membentuk di ujung sporangiofor-sporangiofor, yang bersifat cabang lurus membentuk secara langsung di atas rizoid-rizoid. Masing-masing sporangium mulai sebagai suatu bengkak ke dalam dimana sejumlah nucleus mengalirkan, dan itu adalah pada akhirnya dikerat dari sporangiofor-sporangiofor oleh pembentukan suatu sekat. Protoplasma di dalam dibelah, dan suatu dinding sel dibentuk di sekitar masing-masing spora. Sporangium menjadi hitam karena mendewasakan, memberi warna karakteristik cetakan nya. Masing-masing spora, ketika dibebaskan, dapat berkecambah untuk menghasilkan suatu miselium yang baru.
Reproduksi seksual terjadi hanya antara tegangan kawin yang berbeda, yang biasanya berlabel + dan -. Meski tegangan yang kawin secara analisis yang tak dapat dibedakan, mereka sering ditunjukkan dalam hidup diagram siklus sebagai bendera yang berbeda. Ketika tegangan keduanya di dalamsudah dekat, menghasilkan hormone-hormon yang menyebabkan ujung hyphal memasang bersama-sama dan mengembangkan ke dalam gametangia, yang menjadi terpisah dari sisa tubuh fungal oleh pembentukan septa. Tembok kota antara keduanya menyentuh dan memecahkan gametangia, dan kedua protoplas-protoplas multinucleate datang berkumpul. + dan – nucleus bergabung untuk membentuk suatu zigospora yang muda dengan beberapa nucleus diploid. Zigospora lalu mengembangkan suatu tebal, mantel hitam keras dan menjadi tidur, sering kali untuk beberapa bulan-bulan. Meiosis terjadi pada waktu perkecambahan. Zigospora membuka dan menghasilkan suatu sporangium yang serupa menghasilkan sporangium dengan tidak berkelamin, dan daur hidup mulai kembali lagi. Berikut adalah gambar dari perkembangbiakan dari Rhizopus Stolonifer.
BAB III
PROSEDUR KERJA
ALAT DAN BAHAN
1. Mikroskop.
2. Pipet.
3. Jarum.
4. Alat tulis.
5. Kaca preparat
6. Kaca penutup
preparat
7. Obyek (air
rendaman jerami, air kolam, air comberan, roti yang sudah menjamur, tempe yang
belum jadi).
CARA KERJA
1. Siapkan air
kolam, air rendaman jerami, air comberan, roti yang sudah ditumbuhi oleh jamur,
dan tempe yang belum jadi ( tempe yang didiamkan satu hari setelah
pembungkusan).
2. Ambil mikroskop
dan letakkan di meja yang dekat dengan sumber cahaya.
3. Atur cermin agar
memantulkan cahaya sehingga obyek dapat terlihat.
4. Atur perbesaran dengan
memutar revolver untuk menempatkan dan memilih lensa obyktif yang akan
digunakan.
5. Letakkan obyek
pada kaca preparat ( untuk obyek air ambil dengan menggunakan pipet dan gunakan
preparat yang memiliki bagian cekung, untuk jamur gunakan jarum untuk
mengambilnya dan letakkan pada kaca preparat datar) dan tutup obyek dengan kaca
penutup.
6. Letakkan kaca
preparat di atas meja penelitian pada
mikroskop.
7. Jepit kaca
preparat dengan penjepit obyek agar stabil.
8. Amati obtek satu
persatu menggunakan mikroskop dengan memutar pemutar kasar dan pemutar halus atau
geser kaca preparat dan jika sudah terlihat gambar pada kertas.
DAFTAR
PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Paramecium
id.wikipedia.org/wiki/euglena
viridis
id.wikipedia.org/wiki/rhizopus
oryzae
http://rathey91.wordpress.com/2010/07/16/rhizopus-stolonifer/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar