Judul : Tunangan? Hmm...
Penulis :
Agnes
Jessica
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
Desember 2004
Tebal : 256 halaman
Penulis
novel Tunangan?Hmm… yaitu Agnes Jessica lahir di Jakarta, 4 April 1974.Lulusan
IKIP Jakarta jurusan matematika ini pernah mengajar matematika di SMUK I BPK
Penabur, Tanjung duren pada tahun 1996-2001. Karena ingin mengembangkan seni,
walaupun ia suka mengajar dan murid-muridnya suka di ajar olehnya, ia keluar
dari dunia mengajar dan memilih untuk aktif berkarya sebagai penulis novel.
Istri dari Hernata Tamin ini menghasilkan 30 novel sejak tahun 2003.
Novel-novelnya yang sudah diterbitkan antara lain Tunangan?Hmm… , Three Days
Cinderella, jejak kupu-kupu (novel pertamanya), Debu Bintang, Rumah Beratap
Bugenvil, Dongeng Sebelum Tidur, Piano di Kotak Kaca, dan Peluang Kedua .
Selain
ia menggunakan nama Agnes Jessica dalam novelnya , ia kerap menulis dengan nama
samaran Yishiko Agunesu. Kehidupanya yang dulu sebagai guru dan selalu
berinteraksi dengan muridnya yang mayoritas adalah para remaja membuatnya
mengerti akan dunia remaja sehingga beberapa novelnya menceritakan tentang
kehidupan remaja. Selain itu dia hidup di kota besar yang amat keras dan hal
itulahyang menggugah semangatnya untuk berkarya dalam novel peluang kedua
ini.Kini ibu dari Billy dan Felicia ini aktif dan sangat produktif dalam
menulis sebuah novel. Selain ia berkarya dalam menulis novel ia juga berkarya
dengan menulis skenario sebuah film FTV.
Novel
ini bercerita tentang Tere anak perempuan berusia 17 tahun, 2 SMU, wajah manis.
Saat jalan-jalan di mal, dia berebut baju dengan seorang anak laki-laki yang
tampan tetapi menyebalkan. Besoknya di sekolah, Tere bertemu lagi dengan anak
itu. Ternyata ia anak baru, yang bernama Giovani.
Giovani
anak laki-laki berusia 17 tahun, pandai bermain piano, satu sekolah dengan
Tere, tapi lain kelas. Pernah patah hati karena ditinggal oleh pacarnya yang
ternyata wajahnya tampak mirip dengan Tere tetapi sikapnya sangat berbeda. Saat
pertama kali bertemu Tere di mal, dia tidak menyukai Tere.
Orangtua
Tere dan Giovani ternyata teman lama. Mereka udah berencana menjodohkan
keduanya. Tere hanya diberi tahu bahwa
anak laki-laki jodohnya itu bernama Opan. Giovani, alias Opan, lebih beruntung.
Dia pernah melihat foto Tere. Jadi Opan tahu Tere, tapi Tere tidak tahu bahwa
Opan dan Giovani adalah orang yang sama. Setelah mengetahui Giovani adalah
Opan, Tere merasa jengkel dengan anak itu.
Masalah jadi tambah rumit, ketika Tere tahu
ternyata dua sahabatnya juga menyukai Giovani. Giovani juga tahu bahwa Tere
menyukai Evans, sang ketua OSIS. Tanpa mereka sadari, mereka sebenarnya
sama-sama cemburu.
Dalam
novel ini, pengarang menunjukan kehidupan remaja di lingkungan perkotaan yang
digambarkan melalui gaya bicara, pakaian, dan gaya hidup seperti remaja di
daerah kota masa kini yang mengikuti arus globalisasi. “Kebiasaan belanja yang
berpusat di pertokoan biasa, kini berpindah ke mal serba ada.” (hal.7).
“Tempat
parkir luas, karena kebanyakan muridnya diizinkan bawa mobil oleh ortu mereka,
padahal tinggalnya di kompleks itu-itu
juga.Susah sih, soalnya udah jadi budaya.”. Kalimat narasi yang menggambarkan
gaya hidup yang modern masyarakat kota.
“Jangan
takut, pokoknya kita berpencar. Kamu cari kaus yang kamu incar itu, sedangkan
Mama langsung ke bagian sepatu,” kalimat dalam dialog yang menunjukan gaya hidup yang menunjukan kebiasaan yang umum
pada masyarakat perkotaan.
Penulis novel ini rupanya menyajikan novel dengan gaya bahasa yang digunakan dalam
novelnya ia sajikan terasa
sederhana dan ringan sehingga mudah dicerna dan cocok dikalangan remaja. Sesuai
dengan label tampak pada sampul novel “Teenlit”, dapat didefinisikan sebagai bacaan untuk
mereka yang berusia antara 13 hingga 19 tahun.
Selain itu novel ini terasa lebih menyatu dikalangan
remaja dengan bumbu-bumbu komedi dalam kisah
cinta Tere dan Giovani yang di berikan pada cerita yang dituliskan. Hal ini
membuat alur cerita mudah dipahami dan lebih menghibur pembaca.
Agnes Jessica punya cukup banyak stok kata-kata
tidak baku. Kata-kata tidak baku dalam dialog-dialog Tunangan? Hmm… antara
lain “Bokap-nyokap gue aja belum pernah
ngliat orangnya kayak gimana!” (hal. 88). Adapula kata-kata tidak baku dalam narasi Tunangan? Hmm… antara lain
“Pasti Opan boong kalau dia bilang
baru dapat SIM.” (hal. 120).
Kata-kata yang
baku terlalu banyak mengisi
dialog-dialog antara tokoh-tokoh remaja. Hal ini terasa mengganggu, apalagi
bagi pembaca yang masih remaja, “Dia benar-benar
bilang begitu, Ter?” tanya Linda, (hal. 49). Kata-kata baku dalam narasi Tunangan?
Hmm… terasa cukup wajar dan tidak janggal, “Melihat cowok itu, entah
mengapa jantung Tere tidak berdegup
kencang seperti biasa.” (hal. 201).
Bagaimana
ending-nya? Tere yang sempat marah dengan Giovani, akhirnya memaafkannya. Kedua
sahabatnya juga telah merelakan Giovani bersama Tere, karena ternyata Giovani
hanya mencintai Tere. Kemudian atas persetujuan mereka diadakan pesta
pertunangan di rumah Giovani.
Agnes Jessica juga menggunakan ungkapan-ungkapan
fatis seperti lho, sih, yah, kok, deh, dan dong. Kata wakuncar
(hal. 70), yang diucapkan oleh Giovanni kepada Tere dalam Tunangan?
Hmm… benar-benar janggal.
Sinopsis :
Novel
ini bercerita tentang Tere anak perempuan berusia 17 tahun, 2 SMU, wajah manis.
Saat jalan-jalan di mal, dia berebut baju dengan seorang anak laki-laki yang
tampan tetapi menyebalkan. Besoknya di sekolah, Tere bertemu lagi dengan anak
itu. Ternyata ia anak baru, yang bernama Giovani.
Giovani
anak laki-laki berusia 17 tahun, pandai bermain piano, satu sekolah dengan
Tere, tapi lain kelas. Pernah patah hati karena ditinggal oleh pacarnya yang
ternyata wajahnya tampak mirip dengan Tere tetapi sikapnya sangat berbeda. Saat
pertama kali bertemu Tere di mal, dia tidak menyukai Tere.
Orangtua
Tere dan Giovani ternyata teman lama. Mereka udah berencana menjodohkan
keduanya. Tere hanya diberi tahu bahwa
anak laki-laki jodohnya itu bernama Opan. Giovani, alias Opan, lebih beruntung.
Dia pernah melihat foto Tere. Jadi Opan tahu Tere, tapi Tere tidak tahu bahwa
Opan dan Giovani adalah orang yang sama. Setelah mengetahui Giovani adalah
Opan, Tere merasa jengkel dengan anak itu.
Masalah
jadi tambah rumit, ketika Tere tahu ternyata dua sahabatnya juga menyukai
Giovani. Giovani juga tahu bahwa Tere menyukai Evans, sang ketua OSIS. Tanpa
mereka sadari, mereka sebenarnya sama-sama cemburu.
Namun,Tere
yang sempat marah dengan Giovani,
akhirnya memaafkannya. Kedua sahabatnya juga telah merelakan Giovani bersama
Tere, karena ternyata Giovani hanya mencintai Tere. Kemudian atas persetujuan
mereka diadakan pesta pertunangan di rumah Giovani.
Keunggulan :
Gaya bahasa yang digunakan dalam novelnya ia sajikan terasa sederhana dan ringan sehingga
mudah dicerna dan cocok dikalangan remaja. Sesuai dengan label tampak pada sampul novel “Teenlit”, dapat didefinisikan sebagai bacaan untuk
mereka yang berusia antara 13 hingga 19 tahun. Sehingga terasa sederhana dan
ringan untuk dibaca.
Movel ini terasa lebih menyatu dikalangan remaja
dengan bumbu-bumbu komedi dalam kisah
cinta Tere dan Giovani yang di berikan pada cerita yang dituliskan. Hal ini
membuat alur cerita mudah dipahami dan lebih menghibur pembaca.
Kekurangan :
Penulis lebih menonjolkan sisi gaya hidup masyarakat modern di wilayah kota. Terlalu banyak
mendapat pengaruh dari arus globalisasi sehingga memungkinkan pembaca
terpengaruh dengan apa yang di gambarkan dalam novel tersebut.
Kata-kata yang baku terlalu banyak mengisi dialog-dialog
antara tokoh-tokoh remaja. Hal ini terasa mengganggu, apalagi bagi pembaca yang
masih remaja. Masih ada kata-kata yang dirasa janggal dalam dialog dan narasi
novel. Konflik dalam cerita kurang digarap dengan detail sehingga terasa
singkat dan sederhana.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus